Desember 06, 2009

Kunci Kehidupan dan Kebahagiaan

1. Kunci kebahagiaan adalah taat kepada Allah dan Rasul-Nya
2. Kunci rezeki adalah berusaha diiringi dengan istighfar dan ketakwaan
3. Kunci surga adalah tauhid
4. Kunci iman adalah merenungi ayat-ayat Allah dan makhluk-Nya
5. Kunci kebaikan adalah kejujuran
6. Kunci kehidupan hati adalah merenungkan kitab suci, berdoa di malam hari dan meninggalkan perbuatan dosa
7. Kunci ilmu pengetahuan adalah bertanya dan menyimak dengan baik
8. Kunci pertolongan dan keberhasilan adalah sabar
9. Kunci kebahagiaan adalah takwa
10. Kunci bertambahnya nikmat adalah bersyukur
11. Kunci rindu akhirat adalah menjaga jarak dengan dunia
12. Kunci agar permintaan dikabulkan adalah berdoa.
Enam Batu Ujian Cinta (for those who plan 2 get married)

Bagaimana kami tahu bahwa cinta kami cukup dalam untuk menghantar kami ke arah berdampingan seumur hidup, menuju kepada kesetiaan yang sempurna? Bagaimana kami dapat yakin bahwa cinta kami ini cukup matang untuk diikat sumpah nikah serta janji untuk berdampingan seumur hidup sampai maut memisahkan?
Pertama, Ujian untuk merasakan sesuatu bersama.
Cinta sejati ingin merasakan bersama, memberi, mengulurkan tangan. Cinta sejati memikirkan pihak yang lainnya, bukan memikirkan diri sendiri. Jika kalian membaca sesuatu, pernahkah kalian berpikir, aku ingin membagi ini bersama sahabatku? Jika kalian merencanakan sesuatu, adakah kalian hanya berpikir tentang apa yang ingin kalian lakukan, ataukah apa yang akan menyenangkan pihak lain? Sebagaimana Herman Oeser, seorang penulis Jerman pernah mengatakan, "Mereka yang ingin bahagia sendiri, janganlah kawin. Karena yang penting dalam perkawinan ialah membuat pihak yang lain BAHAGIA. Mereka yang tidak ingin dimengerti pihak yang lain, janganlah kawin. Karena yang penting di sini ialah MENGERTI PASANGANNYA." Maka batu ujian yang pertama ialah : "Apakah kita bisa sama-sama merasakan sesuatu? Apakah aku ingin menjadi bahagia atau membuat pihak yang lain bahagia?"
Kedua, Ujian kekuatan.
Saya pernah menerima surat dari seorang yang jatuh cinta, tapi sedang risau hatinya. Dia pernah membaca entah di mana, bahwa berat badan seseorang akan berkurang kalau orang itu betul-betul jatuh cinta. Meskipun dia sendiri mencurahkan segala perasaan cintanya, dia tidak kehilangan berat badannya dan inilah yang merisaukan hatinya. Memang benar, bahwa pengalaman cinta itu juga bisa mempengaruhi keadaan jasmani. Tapi dalam jangka panjang cinta sejati tidak akan menghilangkan kekuatan kalian; bahkan sebaliknya akan memberikan kekuatan dan tenaga baru pada kalian. Cinta akan memenuhi kalian dengan kegembiraan serta membuat kalian kreaktif, dan ingin menghasilkan lebih banyak lagi. Batu ujian kedua : "Apakah cinta kita memberi kekuatan baru dan memenuhi kita dengan tenaga kreaktif, ataukah cinta kita justru menghilangkan kekuatan dan tenaga kita?"
Ketiga, Ujian penghargaan.
Cinta sejati berarti juga menjunjung tinggi pihak yang lain. Seorang gadis mungkin mengagumi seorang jejaka, ketika ia melihatnya bermain bola dan mencetak banyak gol. Tapi jika ia bertanya pada diri sendiri, "apakah aku mengingini dia sebagai ayah dari anak-anakku?", jawabnya sering sekali menjadi negatif. Seorang pemuda mungkin mengagumi seorang gadis, yang dilihatnya sedang berdansa. Tapi sewaktu ia bertanya pada diri sendiri, "apakah aku mengingini dia sebagai ibu dari anak-anakku?", gadis tadi mungkin akan berubah dalam pandangannya. Pertanyaannya ialah:"Apakah kita benar-benar sudah punya penghargaan yang tinggi satu kepada yang lainnya? Apa aku bangga atas pasanganku?"
Keempat, Ujian kebiasaan.
Pada suatu hari seorang gadis Eropa yang sudah bertunangan datang pada saya. Dia sangat risau, "Aku sangat mencintai tunanganku," katanya, "tapi aku tak tahan caranya dia makan apel." Gelak tawa penuh pengertian memenuhi ruangan. "Cinta menerima orang lain bersama dengan kebiasaannya. Jangan kawin berdasarkan paham cicilan, lalu mengira bahwa kebiasaan-kebiasaan itu akan berubah di kemudian hari. Kemungkinan besar itu takkan terjadi. Kalian harus menerima pasanganmu sebagaimana adanya beserta segala kebiasaan dan kekurangannya. Pertanyaannya: "Apakah kita hanya saling mencintai atau juga saling menyukai?"
Kelima, Ujian pertengkaran.
Bilamana sepasang muda mudi datang mengatakan ingin kawin, saya selalu menanyakan mereka, apakah mereka pernah sesekali benar-benar bertengkar, tidak hanya berupa perbedaan pendapat yang kecil, tetapi benar-benar bagaikan berperang. Seringkali mereka menjawab, "Ah, belum pernah, kami saling mencintai." Saya katakan kepada mereka, "Bertengkarlah dahulu, barulah akan kukawinkan kalian." Persoalannya tentulah, bukan pertengkarannya, tapi kesanggupan untuk saling berdamai lagi. Kemampuan ini mesti dilatih dan diuji sebelum kawin. Bukan seks, tapi batu ujian pertengkaranlah yang merupakan pengalaman yang "dibutuhkan" sebelum kawin. Pertanyaannya: "Bisakah kita saling memaafkan dan saling mengalah?"

Keenam, Ujian waktu.
Sepasang muda mudi datang kepada saya untuk dikawinkan. "Sudah berapa lama kalian saling mencintai?" Tanya saya. "Sudah tiga, hampir empat minggu," jawab mereka. Ini terlalu singkat. Menurut saya minimum satu tahun bolehlah. Dua tahun lebih baik lagi. Ada baiknya untuk saling bertemu, bukan saja pada hari-hari libur atau hari minggu dengan berpakaian rapih, tapi juga pada saat bekerja di dalam hidup sehari-hari, waktu belum rapi, atau cukur, masih mengenakan kaos oblong, belum cuci muka, rambut masih awut-awutan, dalam suasana yang tegang atau berbahaya. Ada suatu peribahasa kuno, "Jangan kawin sebelum mengalami musim panas dan musim dingin bersama dengan pasanganmu." Sekiranya kalian ragu-ragu tentang perasaan cintamu, sang waktu akan memberi kepastian. Tanyakan: "Apakah cinta kita telah melewati musim panas dan musim dingin? Sudah cukup lamakah kita saling mengenal?" Dan izinkan saya memberikan suatu kesimpulan yang gamblang. Seks bukan batu ujian bagi cinta. "Jika sepasang muda mudi ingin punya hubungan seksual untuk mengetahui apakah mereka saling mencintai, perlu ditanyakan pada mereka, "Demikian kecilnya cinta kalian?" Jika kedua-duanya berpikir, "Nanti malam kita mesti melakukan seks - kalau tidak pasanganku akan mengira bahwa aku tidak mencintai dia atau bahwa dia tidak mencintai aku," maka rasa takut akan kemungkinan gagal sudah cukup menghalau keberhasilan percobaan itu. Seks bukan suatu batu ujian bagi cinta, sebab seks akan musnah saat diuji. Cobalah adakan observasi atas diri saudara sendiri pada waktu saudara pergi tidur. Saudara mengobservasi diri sendiri, kemudian tidak bisa tidur. Atau saudara tidur, kemudian tidak lagi bisa mengobservasi diri sendiri. Sama benar halnya dengan seks sebagai suatu batu ujian untuk cinta. Saudara menguji, sesudah itu tidak lagi mau mencintai. Atau saudara mencintai, kemudian tidak menguji. Untuk kepentingan cinta itu sendiri, cinta perlu mengekang menyatakan dirinya secara jasmaniah sampai bisa dimasukkan ke dalam dinamika segitiga perkawinan.

CINTA

Banyak orang dengan mudahnya mengatakan "i love you".....namun berapa banyak orang yang tidak mengerti apa arti "love" yang sebenarnya...banyak orang bilang kalau apapun akan dilakukan agar orang yang dia cintai bahagia....tapi berapa banyak juga orang yang tidak sanggup melakukannya...banyak orang bilang kalau ia akan mencintai orang yang dicintai dengan segenap hati....namun berapa banyak juga orang yang justru malah menyakiti...banyak orang bilang kalau cinta itu buta...tidak pandang siapapun....cinta bisa tumbuh kapanpun dimanapun juga...tapi berapa banyak orang yang benar benar lulus dari ujian cinta yang sejati...banyak orang bilang kalau sudah disakiti sedemikian rupa, adalah bodoh bagi orang orang yang sabar dan tetap menanti cinta itu kembali......tapi kalau begitu...dunia ini butuh banyak orang bodoh...yang benar benar mengerti arti cinta...dan tahan uji dalam proses pemurnian cinta yang sejati...banyak orang bilang kalau cinta tak harus memiliki....namun berapa banyak orang yang tetap berusaha memiliki cinta itu...banyak orang bilang mereka sudah mengalami apa arti cinta sebenarnya....namun berapa banyak orang juga yang belum pernah mendapatkan cinta...ketika kita mencintai...akan datang saatnya untuk disakiti...dikecewakan...ada pula saat bahagia...tapi berapa banyak orang yang sanggup untuk bertahan sampai akhir...cinta adalah sesuatu yang sangat berharga....yang berhak dimiliki oleh siapapun di dunia ini...namun cinta seperti benih tanaman...yang harus dirawat...disiangi...diberi air...dan diberi pupuk....ada kalanya cinta harus mengalami penderitaan bak tanaman yang harus menerima terpaan badai hujan dan teriknya matahari...ada kalanya cinta harus mengalami pengorbanan bak tanaman yang dipangkas ranting rantingnya yang tidak berguna...dan ada saatnya...dimana cinta akan tumbuh besar dan kuat...bak pohon yang besar dengan akar akar kuat yang menusuk ke dalam tanah...tidak akan goyah diterpa goncangan apapun...dan siap untuk menghasilkan buah yang ranum....
§ siapkah anda menerima cinta?
§ siapkah anda diuji oleh kebenaran cinta?
§ siapkah anda menderita dan berkorban demi cinta?
§ siapkah anda sabar dan bertahan menunggu hasil dari proses cinta yang sejati?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar